-800x468.jpeg)
Beberapa Amalan Menjelang Ramadhan
1. Melunasi Utang Puasa Ramadhan
Amalan menjelang Ramadhan yang pertama dan utama adalah menuntaskan utang puasa Ramadhan sebelumnya. Puasa ganti atau Puasa Qadha ini wajib ditunaikan sebanyak hari puasa yang telah ditinggalkan. sebaiknya dilunasi sebelum bulan Syaban berakhir.
Ketentuan membayar utang puasa Ramadhan ini tertuang dalam firman Allah di penggalan surah kitab suci Alquran berikut ini:
"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah ayat 184)
2. Memperbanyak Doa
Amalan menjelang Ramadan selanjutnya dengan memperbanyak doa dan amal saleh. Melalui doa terdapat komunikasi antara hamba dan Tuhannya. Kita mengharapkan kepada Allah SWT untuk diberi karunia kesempatan umur panjang, hingga berjumpa dengan bulan Ramadan.
Bahkan disebutkan bahwa doa menjelang Ramadan ini sebaiknya dibaca sejak enam bulan sebelumnya dan selama enam bulan berikutnya juga. Agar puasanya diterima oleh Allah SWT. Wallahualam.
Berikut doa untuk menyambut bulan Ramadan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
ALLAHUMMA SALLIMNI ILA RAMADHAN WA SALLIM LI RAMADHAN WA TASALLAMHU MINNI MUTAQABBALAN
Artinya:“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku, dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan."
3. Memperbanyak Puasa Sunnah di Bulan Syaban
Abu Salamah RA menceritakan: "Aku bertanya kepada Aisyah RA tentang puasa Rasulullah SAW. Ia menjawab, 'Rasulullah SAW berpuasa sampai-sampai kami berkata, Beliau benar-benar berpuasa dan beliau juga tidak berbuka sampai-sampai kami berkata, Beliau benar-benar telah berbuka. Dan aku tidak pernah melihat Beliau berpuasa pada bulan Syaban. Yakni, Beliau SAW berpuasa pada bulan tersebut hampir semuanya (sebulan penuh)." (HR. Muslim, Nasa'i, dan Ahmad).
Tapi perlu diingat, bahwa biasanya satu atau dua hari menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, umat muslim dilarang menunaikan puasa sunnah. Kecuali bagi mereka yang sudah membiasakannya. Larangan ini bahkan disebutkan dalam hadist Rasul SAW yang artinya:
“Jangan kamu dahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali bagi seseorang yang memuaskan puasa tertentu, maka ia boleh meneruskan puasanya”. (Hadits Shahih, riwayat Bukhari: 1781 dan Muslim: 1812. teks hadits riwayat al-Bukhari)
4. Saling Bermaaf-Maafan
Amalan menjelang Ramadan berikutnya yang bisa kita lakukan adalah saling bermaafan. Sebelum memasuki bulan suci, alangkah baiknya kita membersihkan hati, lahir dan batin. Agar ibadah di bulan Ramadhan menjadi lebih ikhlas dan ringan dijalani.
Suci secara lahir maksudnya seperti menjaga kesehatan, kebersihan, dan lain-lain. Sementara suci batin adalah bersih dari segala pikiran buruk, dendam, dan masalah hati lainnya. Oleh karena itu, dalam menyambut bulan Ramadan hendaknya kita saling bermaaf-maafan.
Hal ini sesuai dengan anjuran dalam penggalan surah Al Baqarah ayat 178 yang artinya:
"Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih."
5. Ziarah Kubur
Amalan menjelang Ramadan selanjutnya bisa dengan melakukan ziarah kubur. Di sebagian wilayah, hal ini menjadi sebuah tradisi yang tak boleh terlewat, dikenal dengan istilah kirim dongo poso dan nyadran. Ziarah kubur ini dilakukan sebagai pengingat akan kematian dan meningkatkan rasa zuhud kita.
Mengirim doa untuk para leluhur, sekaligus bertawassul kepada mereka. Tawassul dalam berdoa merupakan anjuran dalam islam.
Diriwayatkan pula dari sahabat Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah SAW saat memakamkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat Ali, beliau berdoa :
اَللَّهُمَّ بٍحَقٍّيْ وَحَقِّ الأنْبٍيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ اغْفِرْلأُمِّيْ بَعْدَ أُمِّيْ
Artinya: "Ya Allah dengan hakku dan hak-hak para nabi sebelumku, Ampunilah dosa ibuku setelah Engkau ampuni ibu kandungku." (HR.Thabrani, Abu Naim, dan al-Haitsami)
6. Memperdalam Ilmu Agama Islam
Amalan menjelang Ramadan selanjutnya ialah dengan mempelajari kembali ilmu agama, termasuk belajar tentang segala hal berkaitan bulan Ramadhan. Ilmu begitu diagungkan dalam Islam, sebagai pedoman dalam beramal, bertindak dan beribadah.
Syarat diterimanya amal setelah ikhlas adalah mutaba’ah, yakni amal yang dilakukan harus benar dan sesuai syariat serta sunnah. Oleh sebab itu, memperdalam kembali ilmu agama begitu penting dilakukan. Di waktu menjelang Ramadan ini, kita perlu menyegarkan kembali pelajaran tentang fiqh ibadah di bulan Ramadan. Misalnya dengan fiqh puasa, shalat tarawih, zakat, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya.
7. Bertobat Kepada Allah SWT
Amalan menjelang Ramadhan berikutnya dengan memohon ampun kepada Tuhan. Bertobat atau memohon ampunan pada Allah SWT, agar kita mampu menghidupkan bulan Ramadan dengan tekad yang murni dan tulus.
Umat muslim dianjurkan untuk menyambut bulan Ramadhan dengan taubat nashuha. Cara ini akan membuat kita bisa menjalankan ibadah dengan maksimal dan hati yang lebih tulus
8. Memperbanyak Baca Alquran
Amalan menjelang Ramadhan yang tak boleh terlewat berikutnya adalah belajar dan memperbanyak membaca Alquran. Bahkan terdapat kisah mengenai seorang tokoh, Salamah Ibn Suhayl sering berkata:
“Bulan Syaban adalah bulan resitasi Quran.”
Dalam kitab Lathoiful Ma'arif Ii Ibni Rojab, disebutkan bahwa Amru bin Qois Al Mala-I ketika bulan Syaban datang, beliau akan menutup tokonya. Lalu memfokuskan diri untuk membaca Alquran.